Tangerang, (29/9). Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) Daerah Banten mengadakan acara Kemah Besar di Bumi Perkemahan Tigaraksa, Tangerang, Banten. Ketua Sakonas, Edwin Sumiroza yang hadir saat itu berkata, “Kemah ini merupakan miniatur dari kehidupan masyarakat sebenarnya.”

Acara yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2018 ini dihadiri oleh sekitar 500 orang peserta utusan dari 8 Sakocab SPN Provinsi Banten dengan mengusung sub tema ‘Membangun karakter Jujur, Amanah dan Hemat Menuju Komunitas yang Rukun dan Bekerjasama’.

“Kegiatan pramuka ini sebagai pembinaan generasi penerus yang mandiri dan berakhlakul karimah,” ujar Inta Sahrudin, ketua Sakoda Banten.

Turut hadir pula Ahmad Bazari Syam selaku Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten, Maman Suratman selaku Sekretaris Kesbangpol Provinsi Banten, serta Deni Wiratna selaku perwakilan Kwarda Banten.

Dalam pidato sambutannya, Ahmad Basari Syam mengatakan kegiatan pramuka merupakan salah satu upaya untuk mengasah kemampuan anggotanya untuk menjadi memimpin bangsa yang hebat di masa depan, agar tidak terus bergantung dengan bangsa lainnya. “Dasa Darma Pramuka, poin pertama dibuka dengan kalimat ‘Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa’, dan ditutup dengan Darma ‘Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan’, pada hakikatnya itu sudah canggih” ujarnya.

Sejalan dengan Ahmad Basari, Deni Wiratna mengatakan gerakan pramuka merupakan cikal bakal pendidikan generasi muda karena banyak kegiatan di pramuka yang bermanfaat. “Tepuk tangan dan bernyanyi itu hanya metode atau alat, di balik itu ada intisari pembelajaran,” katanya.

Sedangkan Maman menambahkan harapannya agar para peserta dapat menerapkan wawasan berkebangsaan, terutama berkaitan dengan pemahaman Pancasila dan UUD 45. “NKRI merupakan harga mati,” ujarnya.

Tujuan terselenggaranya acara ini adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelola sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang melimpah. Indonesia yang di anugrahi SDA yang melimpah perlu diimbangi dengan menyiapkan SDM yang dapat mengelolanya dengan baik.

“Sumber daya alam Indonesia banyak dimanfaatkan oleh pihak yang hanya mengambil keuntungan saja. Itu jadi scenario bagi pelemahan bangsa Indonesia. SDA Indonesia yg melimpah jadi target buruan Negara lain yang sedang berpikir akan kehabisan energi dan pangan,” kata Edwin dalam sambutannya.

Saat ini banyak pihak yang menggunakan proxy war, narkoba, seks bebas, dan hoax sebagai alat untuk memecah persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu semua pihak diharapkan bersatu padu untuk melawan perpecahan bangsa dengan cara menjaga generasi penerus bangsa dari paham radikal, narkoba dan seks bebas, serta menyiapkan mereka dengan pemahaman ilmu dan akhlakul karimah agar menjadi generasi unggul yang jujur, amanah dan hemat sehingga tidak mudah dipecah belah.

“Kemah besar merupakan panggung evaluasi, untuk melihat generasi penerus yang telah dilatih oleh para ustadz dan ustadzah, bagaimana mereka bisa hidup bermasyarakat. Kegiatan camping ini merupakan miniatur kehidupan bermasyarakat,” jelas Edwin menuturkan.

Yang akan datang, diharapkan acara ini terus berlanjut setiap tahunnya dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan cakupan wilayah yang lebih luas mengingat kegiatan ini adalah kegiatan yang positif untuk melatih kemandirian.
(laras/prima/lines)